KISAH KAKAK ROS DARI KAMPUNG SARAWANDORI
Kampung Sarawandori…meidori.
Terletak dalam teluk yang senantiasa teduh, penduduknya menyebut suasana
tersebut meidori, yang berarti teduh, tenang dan aman. Begitu gambaran singkat sebuah kampung di
pesisir Kabupaten kepulauan Yapen. Tak
terkira indahnya alam di sekitar kampung.
Bukit-bukit karang terjal memagari permukiman, dan dibalik bukit karang
tersebut terhampar telaga yang mempesona, yang langsung terhubung dengan laut. Tiada henti saya mengagumi keindahan kampong
Sarawandori, yang senantiasa menggodaku untuk selalu berkunjung. Masuk ke
permukiman, disambut suasana kampung yang sederhana dan bersahaja. Sapaan ramah dan tulus dari warga yang sempat
berpapasan di jalan, akan membuat betah dan rasa ingin tau lebih banyak tentang
kampung pesisir yang dihuni oleh warga yang mengaku sebagai orang gunung. Sepintas kampong Sarawandori tidak beda
dengan kampong-kampung lain di pesisir Kepulauan Yapen. Beberapa rumah berlabuh dengan warna dinding
kusam masih berjejer diantara rumah-rumah darat yang berkonstruksi batu. Rasanya cukup sampai disini saya gambarkan
tentang suasana kampung.
Kampung Sarawandori, di kala sore hari
Suasana sibuk terlihat di salah satu rumah berlabuh, Sekelompok perempuan sibuk di bagian belakang
rumah. Rupanya mereka sedang membuat mi dari bahan rumput laut.
Kakak Ros Menyiapkan Pesanan Mie dan Stik Rumput Laut
Membuat Adonan Stik Rumput Laut
Adalah Kakak Ros, begitu dia biasa dipanggil, ketua kelompok
pengolahan rumput laut di Kampung Sarawandori, bercerita panjang lebar tentang
usaha mereka:
“jadi
awalnya kita di kampong tahun 2006, rumput laut didatangkan dari Takalar, Makassar.
Tiba di dinas perikanan serui, kemudian dibawa ke Sarawandori untuk
dibudidayakan, Bapak Karubaba yang pelopori budidaya. Tahun 2007 panen perdana
dihadiri menteri perikanan dan kelautan waktu itu. Tim yang datang bersama bapak menteri
kemudian memberi pelatihan pengolahan rumput laut. Tahun 2007-2008, kami mulai berjualan pudding
rumput laut., tapi terkendala cuaca
buruk. Dari dinas perindustrian, kami
mendapat pelatihan pembuatan mie dan bakso.
Karena terkendala cuaca, akhirnya kami focus pembuatan mie kering. Kami mulai dari tahun 2013 sampai sekarang
membuat mie rumput laut. Produk lain
yang kami buat adalah, bakso, stik, dodol, dan sebagainya.”
Keinginan mereka untuk dapat
memproduksi berbagai makanan olahan dari rumput laut begitu menggebu, tapi :
“kami itu terkendala cuaca, kami
butuhkan oven pengering, selama ini kami selalu minta bantuan dana Respek,
namun itu tidak banyak membantu. Beberapa tim dari dinas dan kelompok
pemberdayaan telah pernah berkunjung dan sangat respek dengan kegiatan kami.”
Walaupun kegiatannya masih dilakukan
secara sederhana, namun kelompok Kakak Ros tersebut telah sering mengikuti
pameran di luar Kabupaten Kepulauan Yapen, bahkan di luar Papua, mewakili
Kabupaten Kepulauan Yapen. Sayangnya
sampai sekarang perhatian pemerintah daerah untuk mensupport kegiatan mereka
dirasa masih kurang. Mereka masih
menggunakan peralatan produksi yang sederhana, sehingga sering terkendala cuaca
buruk.
Meskipun mengalami kendala
keterbatasan modal dan peralatan produksi, namun Kakak Ros dan teman-teman
masih tetap semangat melanjutkan kegiatannya.
Kelompok yang sebenarnya masuk dalam binaan PNPM Mandiri pedesaan ini
mampu menggalang perempuan-perempuan Kampung Sarawandori untuk memanfaatkan
potensi yang dimiliki kampung mereka.
Rumput laut yang diolah oleh kelompok
Kakak Ros, memperoleh rumput laut dengan membeli langsung dari petani, selain
dari rumput laut milik kelompok. Karena makin sibuk memenuhi permintaan produk
olahan rumput laut, akhirnya mereka hanya membeli rumput laut dari petani,
lahan rumput laut milik kelompok tidak lagi terurus, semua focus pada pemenuhan
permintaan.
Tanpa terasa, begitu asyiknya
mendengar cerita pengalaman perjalanan panjang kakak Ros, hari telah mulai
gelap, sehingga saya bergegas meninggalkan mereka. Dari atas tepi jalan di atas bukit, saya
sekali lagi memandang kearah bawah sana, dibalik remang-remang senja masih
terdengar suara-suara dari kampong kecil nan bersahaja itu. Siapa sangka di balik keindahan dan
kesederhanaan kampong Sarawandori, tengah tumbuh sebuah semangat dari seorang
perempuan kampong. Sesuatu yang mungkin
langka ditemui pada kampung-kampung di Papua. Selamat berjuang Kakak Ros
Karubaba!
Kakak ros karubaba memang contoh salahsatu dari sekian wanita/warga masyarakat di kampung sarawandori yg memiliki komitmen kuat utk maju.kelompokknya yg bernama "rawing maidori" pernah di assist oleh yayasan anak dusun papua(yadupa) melalui program community development dg nama kegiatan:"asset basic community development/abcd"sejak tahun 2012 hingga 2015.memang tidak mudah membalikkan sebuahkondisi di masyarakat dengan realitas PROPOSAL.kaka ros karuba oleh yadupa pernah di fasilitasi untuk mengikuti pekan daerah papua kontak tani dan nelayan tahun 2012 di merauke(dg dinas ketahanan pangan),kk ros juga di fasilitasi oleh yadupa(dan badan ketahanan kabupaten kep.yapen) ke biak,jayapura,makang,kalimantan dan jakarta.maju terus srikandi dari sarawandori.
BalasHapus